KAB. TASIKMALAYA | Tidak ada yang dapat melawan pesatnya perkembangan zaman. Meski tak bisa mengubah arah angin, namun kita bisa mengubah arah layar.
Demikian korelasi antara warisan kebudayaan nenek moyang dengan derasnya perkembangan zaman. Kebudayaan sebagai warisan leluhur, harus tetap dipertahankan untuk membentengi adat istiadat di tengah pesatnya perkembangan zaman.
Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto membeberkan hal ini. Ia menyebut, jangan sampai budaya dan tradisi seolah jadi sesuatu yang asing di tanah air sendiri.
“Dangiang Sunda Pakidulan merupakan warisan adat” kata Ade, saat menghadiri Milangkala ke-13 Dangiang Sunda Pakidulan yang berlangsung di lapangan SDN 3 Culamega Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (29/09/2019).
Ade menjelaskan tentang khasanah kekayaan Dangiang Sunda Pakidulan, salah satu warisan kekayaan adat yang diwariskan karuhun. Seharusnya, kata Ade, Dangiang Sunda Pakidulan ini semakin dikembangkan kembali.
Ade menjelaskan bahwa seni budaya dan tradisi Dangiang Sunda Pakidulan ini menjadi daya tarik untuk menunjukan wibawa orang Sunda, yakni jati diri yang bisa menumbuh kembangkan cinta atas tanah air.
“Jangan kalah oleh perkembangan zaman sekarang karena tradisi ini warisan dari nenek moyang yang sudah berkembang sejak dulu,” bebernya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dangiang Sunda Pakidulan H. E. Supratman menerangkan bahwa Dangiang itu berasal dari kata komara yang berarti Wibawa.
“Bagi orang Sunda, Dangiang itu mempunyai arti semacam daya tarik atau sesuatu yang menarik hati,” katanya.
Ia mengaku khawatir dengan kondisi dewasa ini. Lihat saja, sambungnya, generasi muda lebih akrab dengan kemajuan teknologi daripada adat istiadat dan seni budaya.
“Jika dibiarkan lambat laun semua seni sunda akan hilang tergerus dan tersingkirkan oleh perkembangan zaman,” katanya penuh waswas. (anto)
Discussion about this post