CIANEWS.CO.ID | Bagi anda warga Surabaya yang sudah bosan dengan suasana kota metropolitan, ada baiknya sesekali anda bergeser sedikit ke pojok lainnya di kota Surabaya. Datang ke kawasan kota tua bisa dijadikan pilihan.
Dikawasan yang terdiri dari 15 jalan ini, anda bisa menikmati suguhan gedung gaya arsitek perumahan kuno tempo dulu. Selain menghilangkan kejenuhan, berwisata ke kawasan kota tua juga dapat menambah ilmu pengetahuan sejarah.
Berikut ini adalah uraian objek wisata dan gedung bersejarah yang ada di kawasan kota tua Surabaya:
Gedung Cerutu menjadi salah satu gedung yang arsitekturnya mencolok di Surabaya. Sesuai dengan namanya, ciri khas Gedung Cerutu adalah terdapat menara di atas gedung yang bentuknya seperti cerutu. Bangunan ini merupakan gedung kuno yang hingga kini masih tetap berdiri dengan keadaan utuh dan terawat. Gedung Cerutu berada di Jalan Rajawali Nomor 7.
Hotel Arcadia adalah hotel bergaya tempo dulu yang berdiri di kawasan Jembatan Merah Plaza. Hotel ini didesain bergaya colonial di awal abad 20. Sebelum bernama Hotel Arcadia, bangunan ini sebelumnya juga dikenal bernama Hotel Ibis. Hotel ini sudah disahkan menjadi bangunan cagar budaya pada 1913.
Gedung De Javasche Bank, Gedung ini sudah dibangun sejak 14 September 1829. Resmi menjadi cagar budaya pada 2012. Bangunannya bergaya arsitektur neo renaissance yang dilengkapi dengan ukiran khas Jepara di setiap pilar-pilarnya. Gedung ini terbagi atas tiga lantai, lantai pertama yaitu ruang basement untuk menyimpan uang, emas dan dokumen penting lainnya. Lantai kedua untuk kantor dan teller, dan lantai ketiga untuk tempat dokumentasi.
Musala Thoriqul Jannah yang sudah berusia ratusan tahun, yakni Musala Thoriqul Jannah. Sejak zaman kolonial, atau sekitar tahun abad 19, musala ini sudah berdiri. Tak hanya usianya yang berusia lebih dari 200 tahun, keunikan Musala Thoriqul Jannah juga terletak pada gaya arsitektur yang memadukan gaya arsitektur Tionghoa dan Jawa.
Gedung Haandels Vereeniging Amsterdam (HVA), Kantor pusat PTPN XI ini merupakan peninggalan Belanda yang dahulu gedung Haandels Vereeniging Amsterdam (HVA) Comidites Straat atau disebut asosiasi pedagang Amsterdam. HVA didirikan saat era kolonial Belanda pada 1878. Gedung peninggalan HVA ini adalah salah satu gedung terbesar pada zaman Belanda. Sebagian konstruksi gedung ini terbuat dari baja. Hal itu membuat bangunan PTPN XI ini bersifat anti gempa.
Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria atau lebih dikenal dengan Gereja Kepanjen terletak di Jalan Kepanjen nomor 4 -6. Gereja yang sudah dibangun sejak 1822 ini adalah gereja bercorak gotik yang berdiri di Surabaya.
Klenteng Hok An Kiong berdiri sejak 1830-an di Jalan Coklat, Pabean, Surabaya. Dahulu daerah ini adalah kawasan pelabuhan. Pada masa itu, banyak kapal saudagar dari Tiongkok, China yang mampir ke daerah itu untuk beristirahat. Klenteng ini merupakan salah satu klenteng tertua yang ada di Surabaya.
Gedung Hallo Surabaya, Gedung yang terletak di Jalan Bubutan Nomor 95 ini sudah disahkan menjadi cagar budaya sejak 2009. Gedung ini dikenal dengan sebutan “Gedung Hallo Surabaya”. Gedung ini dibangun pada November 1951 oleh Dr. Van hoogstraten. Dari desainnya, terlihat gedung ini bergaya Eropa.
Discussion about this post