Ekonomi – Cianews – Mapala UI, organisasi pencinta alam mahasiswa tertua di Indonesia, baru saja merayakan hari jadinya yang ke-60 pada 14 Desember lalu. Di tengah perayaan bertajuk "Ada Jejakmu Di Ceritaku", 1.140 anggota Mapala UI mengenang perjalanan panjang organisasi yang penuh prestasi dan tantangan. Acara puncak perayaan digelar di Pusgiwa UI Depok.
Ripto Mulyono (M 345 UI), alumni Mapala UI yang juga pendaki mancanegara, mengungkapkan bahwa Mapala UI bukan sekadar organisasi, melainkan rumah bagi para anggotanya untuk berkolaborasi dalam riset, petualangan, dan kegiatan sosial di seluruh Indonesia. Ia turut mengingat suka duka organisasi, termasuk tragedi dan keberhasilan yang mewarnai sejarah Mapala UI.
Salah satu momen bersejarah yang dikisahkan Ripto adalah keberhasilannya bersama Tantyo Bangun (M 335 UI) menaklukkan puncak Aconcagua di Argentina pada tahun 1993. Pencapaian ini terasa lebih bermakna mengingat setahun sebelumnya, dua anggota Mapala UI, Norman Edwin (M 116 UI) dan Didiek Samsu (M 276 UI), gugur di gunung yang sama. Kabar duka tersebut disampaikan via teleks oleh Departemen Luar Negeri kepada Adi Seno (M 207 UI) yang tengah berada di posko pendakian.
Puncak Aconcagua bukanlah satu-satunya tantangan yang berhasil diatasi Mapala UI. Pada 6 Januari 2018, Dedi Satria (M-737-UI) berhasil mencapai puncak Vinson Massif, puncak tertinggi di Antartika, sebagai bagian dari Ekspedisi Seven Summits UI. Prestasi ini menjadi bukti nyata dedikasi dan kegigihan anggota Mapala UI dalam mengejar mimpi dan menorehkan prestasi di kancah internasional. Persiapan ekspedisi ini sendiri telah dimulai sejak Februari 2017. Perjalanan panjang Mapala UI selama 60 tahun ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berpetualang dan berkontribusi bagi negeri.
Tinggalkan komentar