Ekonomi – Cianews – Liburan keluarga di Puncak berujung petaka bagi Putri (33), wisatawan asal Tangerang. Ia terjebak macet selama sembilan jam akibat sistem one way di jalur Puncak, Bogor. Bayangkan, sejak pukul 12 siang hingga 8 malam, Putri beserta dua anaknya terkurung di dalam mobil di Simpang Gadog, Senin (27/1). "Jam berapa dibuka atau ditutupnya nggak jelas, kita cuma bisa tebak-tebakan," keluhnya. Ketidakpastian waktu buka-tutup jalur membuat Putri frustasi. Akhirnya, ia terpaksa menyewa ojol untuk menuju penginapan, sementara sang suami bertahan di mobil menunggu rekayasa lalu lintas berakhir.
Kisah serupa dialami Wiwin (30) dari Bekasi. Terjebak sejak pukul 15.00 hingga 21.00 WIB, ia menggambarkan antrean kendaraan yang mengular panjang di Simpang Gadog. "Antreannya panjang banget sampai bawah, belum makan, belum mandi, cuma bisa makan baso cuangki dari tadi siang," tuturnya, menggambarkan keputusasaannya. Anak-anaknya pun rewel akibat situasi tersebut. "Kita cuma ingin liburan, tapi malah jadi nyiksa anak-anak," tambahnya. Wiwin mengusulkan sistem antrean yang lebih adil, misalnya dengan menerapkan sistem satu jam untuk setiap arah. "Kalau bisa satu jam satu arah, kita nggak masalah, yang penting adil," harapnya. Meskipun kecewa, Wiwin berharap agar sistem one way di jalur Puncak dapat diperbaiki demi kenyamanan wisatawan. Pengalaman Putri dan Wiwin ini menjadi sorotan tajam terhadap pengelolaan lalu lintas di jalur wisata populer tersebut. cianews.co.id akan terus memantau perkembangannya.
Tinggalkan komentar