Ekonomi – Cianews – Kabupaten Bandung beberapa hari terakhir dilanda cuaca panas terik. BMKG Stasiun Geofisika Bandung mengungkap penyebabnya: angin monsun Asia dan fenomena La Nina lemah. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan cuaca cerah berawan hingga berawan mendominasi, dengan potensi hujan ringan di sore dan malam hari. Suhu udara pun cukup tinggi, mencapai 31,0 hingga 32,8 derajat Celcius.
"Angin Monsun Asia yang disertai fenomena La Nina lemah menjadi faktor utama," ungkap Ayu, sapaan akrab Teguh Rahayu, kepada cianews.co.id, Minggu (5/1/2025). La Nina, anomali iklim global dengan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik lebih dingin dari biasanya, berdampak pada peningkatan kecepatan angin di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung (5-22 km/jam).

Ayu menambahkan, sirkulasi siklonik di utara Kalimantan dan Samudera Hindia selatan Jawa juga berkontribusi. Kondisi kelembapan udara yang tinggi dan labilitas lokal yang kuat mendukung pertumbuhan awan konvektif, namun tetap menciptakan cuaca cerah berawan di siang hari karena proses konveksi dan angin yang cukup kencang. "Jadi siang hari panas karena konveksi dan angin yang kencang," jelasnya.

Related Post
Menariknya, meski cuaca panas melanda, BMKG menyatakan seluruh wilayah Jawa Barat masih dalam musim hujan pada Dasarian III Desember 2024. Pernyataan ini menunjukkan kompleksitas iklim dan pentingnya kewaspadaan terhadap perubahan cuaca yang ekstrem.
Tinggalkan komentar