Ekonomi – Cianews – Warga Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjerit. Dua kali Lebaran telah mereka lewati tanpa rumah, sejak bencana pergerakan tanah Februari 2024 lalu merenggut tempat tinggal mereka. 192 jiwa dari 48 kepala keluarga (KK) kini hidup menumpang di rumah sanak saudara, sementara janji pemerintah untuk relokasi dan pembangunan rumah tetap tak kunjung terealisasi.
Kepala Desa Cibedug, Engkus Kustendi, mengungkapkan rasa malunya melihat warganya hidup dalam ketidakpastian. "Mengapa warga korban musibah di Cibedug jadi terkatung-katung? Sudah setahun lebih terabaikan. Warga sangat berharap kepada pihak terkait yang menjanjikan relokasi," ujarnya Minggu (23/3/2025). Ia merasa prihatin dan menyesal atas lambannya penanganan bencana ini, terutama karena pemerintah telah melarang warga kembali ke kampung halaman mereka yang masuk zona rawan.

Engkus berharap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dapat turun tangan. "Sekarang harapan warga Cibedug kepada Pak Gubernur. Hampir 80 persen warga Cibedug mendukung KDM saat Pilkada lalu," imbuhnya. Warga sendiri telah mengusulkan lahan Perkebunan PTPN VIII di Kampung Ciceuri sebagai lokasi relokasi yang ideal.

Related Post
Kekecewaan warga semakin terasa mengingat adanya perbandingan dengan desa lain yang lebih cepat mendapatkan penanganan pasca bencana. Ketiadaan kepastian tempat tinggal membuat masa depan warga Cigombong tampak suram. Mereka berharap pemerintah segera merealisasikan janji dan memberikan solusi permanen atas permasalahan yang mereka hadapi. Nasib 192 jiwa ini menunggu uluran tangan pemerintah.
Tinggalkan komentar