Ekonomi – Cianews – Angka kemiskinan di Kota Bandung masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Meskipun berhasil menekan angka kemiskinan sebesar 0,5 persen dalam dua tahun terakhir, data BPS Kota Bandung tahun 2024 menunjukkan angka kemiskinan masih berada di 3,87 persen. Angka ini masih jauh dari target RPJMD 2024-2029 yang berada di kisaran 2,74 hingga 2,81 persen. Kondisi ini mendorong Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandung, Heri Hermawan, untuk mendesak Pemkot Bandung memaksimalkan program bantuan sosial bagi warga miskin.
Heri Hermawan, politisi Partai NasDem, mengungkapkan beberapa strategi kunci yang perlu dimaksimalkan. Salah satunya adalah fokus pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kompetensi pencari kerja. "Membuka lapangan kerja dan meningkatkan kompetensi pencari kerja sangat efektif untuk menggerakkan perekonomian dan mengurangi kemiskinan," tegas Heri. Ia menambahkan bahwa angka pengangguran di Kota Bandung masih cukup tinggi, sehingga upaya ini menjadi sangat krusial.

Selain itu, Heri menekankan pentingnya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk menyerap tenaga kerja. Lebih lanjut, ia merinci beberapa bantuan yang telah diberikan Pemkot Bandung, termasuk program rumah layak huni (rutilahu) bagi warga kurang mampu dan program Universal Health Coverage (UHC) untuk akses kesehatan. Heri mendesak Pemkot Bandung untuk mengoptimalkan program-program tersebut agar lebih efektif dalam menekan angka kemiskinan. "Program rutilahu harus dimaksimalkan agar warga miskin memiliki tempat tinggal yang layak," tambahnya. Ke depannya, pengawasan dan evaluasi berkala terhadap program-program tersebut sangat penting untuk memastikan efektivitasnya dalam mengurangi angka kemiskinan di Kota Bandung.

Related Post
Tinggalkan komentar