Ekonomi – Cianews – Pasca penutupan Kantor BPR Kencana Cimindi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejumlah pedagang di Pasar Cimindi menghadapi kesulitan akses dana. Ironisnya, situasi ini justru menjadi katalis pertumbuhan Koperasi Tradisional dan Pedagang Kaki Lima Pasar Cimindi. Koperasi yang dikelola Paguyuban Pasar Cimindi ini, sejak berdiri tahun 2014, sempat vakum, namun kembali beroperasi aktif sejak 2021.
Ketua Paguyuban Pasar Cimindi sekaligus Ketua Koperasi, Asep Rohendi (Jefri), mengungkapkan bahwa sekitar 300 pedagang kini menjadi nasabah koperasi. Angka ini meningkat signifikan setelah masalah BPR mencuat. "Alhamdulillah, jumlah nasabah bertambah setelah masalah di BPR. Meski begitu, kami tetap prihatin dengan nasabah BPR yang terkendala pencairan tabungan," ujar Jefri. Ia menambahkan bahwa sekitar 48 pedagang Pasar Cimindi terdampak masalah pencairan tabungan di BPR tersebut.

Koperasi ini menawarkan tiga jenis simpanan: pokok, wajib, dan sukarela. Total simpanan sukarela saat ini mencapai Rp 1,2 miliar. Uniknya, koperasi ini dikelola oleh sesama pedagang, menciptakan sistem yang saling percaya dan memahami kebutuhan anggota. "Simpan pinjam ini dikelola oleh petugas dan pengurus yang juga pedagang. Simpanan sukarela adalah tabungan pedagang yang bisa disimpan dan diambil dengan jumlah bebas," jelas Jefri.

Related Post
Kendati demikian, tantangan masih membayangi. Keterbatasan modal menjadi kendala utama, karena sumber dana hanya berasal dari simpanan anggota. "Modal kami hanya dari simpanan anggota. Itu yang membuat kami harus lebih kreatif dalam pengelolaan," ungkap Jefri. Namun, prestasi signifikan telah diraih. Dalam tiga tahun terakhir, koperasi berhasil mengurangi ketergantungan pedagang pada rentenir hingga 80 persen, sebuah bukti nyata keberhasilan ekonomi kerakyatan di tengah tantangan. Keberadaan koperasi ini di Pasar Cimindi dan Pasar Melong menjadi contoh yang patut ditiru pasar rakyat lainnya di Kota Cimahi.
Tinggalkan komentar