Kampus Ini Gelar Diskusi Soal Kekerasan Seksual, Difabel Jadi Sorotan Utama

Kampus Ini Gelar Diskusi Soal Kekerasan Seksual, Difabel Jadi Sorotan Utama

Cianews – Universitas Semarang (USM) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Jawa Tengah (DP3AP2KB Jateng) baru-baru ini menggelar diskusi kelompok terpumpun (FGD) dengan tema "Kekerasan Seksual terhadap Penyandang Disabilitas di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat". Diskusi yang berlangsung di Ruang Sidang, Gedung Menara USM Lantai 9 pada Rabu (11/9/2024) ini dihadiri oleh 50 peserta, termasuk mahasiswa USM, perwakilan dari berbagai organisasi difabel, dan aktivis sosial.

Diskusi ini menghadirkan narasumber penting seperti Fatkhurozi dari Sammi Institut, Kepala DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah, Dra Retno Sudewi, APT MSi MM, dan Ketua UPNS PPKS USM, Helen Intania S SH MH. Rektor USM, Dr Supari ST MT, dalam sambutannya menekankan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan seksual, terutama bagi kelompok difabel yang dianggap rentan.

Kampus Ini Gelar Diskusi Soal Kekerasan Seksual, Difabel Jadi Sorotan Utama

"Keterbatasan bukanlah penghalang. Tetaplah semangat karena tidak ada yang tidak mungkin. Terus berusaha dan serahkan hasilnya kepada Tuhan yang Maha Kuasa," ujar Dr Supari. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada DP3AP2KB Jateng yang memilih USM sebagai tempat penyelenggaraan diskusi ini dan berharap agar diskusi ini menjadi agenda rutin.

"USM selalu terbuka bagi siapa pun, termasuk penyandang disabilitas, dengan menyediakan fasilitas yang ramah difabel. Gedung-gedung di USM telah didesain untuk memudahkan akses kaum difabel ke ruang kelas, perpustakaan, dan fasilitas lainnya," jelasnya.

Fatkhurozi dalam paparannya menjelaskan definisi kekerasan seksual berdasarkan Pasal 1 Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021. Ia menekankan bahwa kekerasan seksual mencakup berbagai bentuk, mulai dari pelecehan seksual fisik dan non fisik, pemaksaan kontrasepsi, hingga pemaksaan perkawinan.

Sementara itu, Helen Intania, Ketua UPNS PPKS USM, menyoroti kerentanan perempuan difabel terhadap berbagai bentuk kekerasan, termasuk kekerasan fisik, psikologis, seksual, dan finansial. "Difabel sering dianggap lemah sehingga rentan untuk dijadikan target kekerasan," ungkapnya.

Diskusi ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi peserta dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di masa depan, khususnya terhadap kelompok difabel. USM dan DP3AP2KB Jateng berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak, terutama yang berada dalam situasi rentan.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar