Ekonomi – Cianews – TPA Sarimukti kembali menghadapi krisis sampah. Ratusan truk pengangkut sampah dari empat daerah di Bandung Raya masih mengular panjang, menunggu giliran membuang sampah. Koordinator Pengelola TPA Sarimukti, Zidni Ilman, mengungkapkan bahwa setiap harinya, sekitar 300-350 truk sampah membanjiri lokasi tersebut. "Truk-truk ini berasal dari empat kabupaten/kota di Bandung Raya," tegas Zidni kepada cianews.co.id, Jumat (3/2/2025).
Ironisnya, kesepakatan pengurangan ritase pembuangan sampah yang telah disepakati Pemda di Bandung Raya, ternyata diabaikan. Meskipun kuota pembuangan sampah untuk masing-masing daerah telah ditentukan, kenyataannya masih banyak yang membuang sampah melebihi batas. "Seharusnya sesuai kesepakatan Pak Sekda (Pemprov Jawa Barat) dengan kabupaten/kota. Tapi kenyataannya, mereka masih membuang sampah secara normal," ungkap Zidni kecewa.
Untuk mengatasi masalah ini, mulai awal 2025, pihak pengelola TPA Sarimukti akan menerapkan kebijakan over dimension and overloading (ODOL). Artinya, volume sampah yang masuk harus sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan. "Ini sesuai instruksi dari Pengelolaan Sampah Tingkat Regional (PSTR) Provinsi Jawa Barat," jelas Zidni. Penerapan ODOL dilakukan dengan mencatat jumlah truk dari setiap daerah. Truk yang melebihi kuota ritase akan ditolak.
Related Post
Sebagai contoh, Kota Bandung yang awalnya memiliki jatah 170 ritase, kini dikurangi menjadi 140 ritase. Kabupaten Bandung dari 70 ritase menjadi 40 ritase, Kota Cimahi dari 37 ritase menjadi 17 ritase, dan Kabupaten Bandung Barat dari 20 ritase menjadi 17 ritase. "Komitmen ini harus dijalankan dan tidak boleh dilanggar," tegas Zidni.
Secara keseluruhan, TPA Sarimukti menampung maksimal 214 ritase dengan kapasitas bak truk 12 kubik. Truk dengan kapasitas 6 kubik dihitung setengah ritase. Krisis sampah di TPA Sarimukti ini kembali menyoroti pentingnya komitmen bersama dalam pengelolaan sampah di wilayah Bandung Raya.
Tinggalkan komentar