Cianews – Masyarakat Jawa Tengah diimbau waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada 8-9 September mendatang. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo.
Teguh menjelaskan, dinamika atmosfer saat ini menunjukkan aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif di wilayah Indonesia. MJO merupakan aktivitas intra seasonal di wilayah tropis yang ditandai dengan pergerakan aktivitas konveksi ke arah timur dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik. Fenomena ini biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.
Related Post
Saat ini, MJO berada pada fase 4 dan berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Selain itu, labilitas lokal yang kuat juga mendukung proses konvektif pada skala lokal di Jawa Tengah.
"Kondisi ini menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jawa Tengah pada tanggal 8-9 September," ungkap Teguh.
Berdasarkan data Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, wilayah Jawa Tengah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada Minggu (8/9) meliputi Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Batang, Kendal, Pekalongan, Temanggung, Magelang, Sragen, Grobogan, dan sekitarnya.
Sementara pada Senin (9/9), potensi cuaca ekstrem diprediksi terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Batang, Pekalongan, dan sekitarnya.
"Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kenaikan temperatur dan kemudahan kebakaran lahan dan hutan. Selain itu, waspadai potensi cuaca ekstrem pada 8-9 September yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir. Imbauan ini terutama ditujukan kepada masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," pesan Teguh.
Tinggalkan komentar