Ekonomi – Cianews – Aplikasi Kantar tengah menjadi perbincangan hangat. Klaimnya sebagai aplikasi penghasil uang menarik perhatian banyak orang, namun benarkah demikian? cianews.co.id menelusuri lebih dalam untuk mengungkap fakta di balik aplikasi ini, termasuk modus operandi, fitur-fitur mencurigakan, dan mengapa aplikasi ini diduga kuat sebagai investasi bodong.
Setelah mengunduh dan mencoba aplikasi Kantar, pengguna akan disambut dengan fitur "gosok keberuntungan". Dalam uji coba, penulis mendapatkan saldo awal Rp1.856. Namun, untuk menarik dana, pengguna harus mencapai saldo minimum Rp21.000. Yang janggal, penarikan dana hanya bisa dilakukan pada waktu dan hari tertentu, yang dibagi berdasarkan level pengguna. Sistem ini menimbulkan pertanyaan besar: jika benar-benar penghasil uang, mengapa penarikan dibatasi?
Aplikasi ini menawarkan tugas survei dengan iming-iming penghasilan fantastis. Namun, angka yang ditawarkan terkesan tidak masuk akal. Sebagai contoh, level K9 menjanjikan pendapatan harian hingga Rp14 juta dari 35 survei, artinya setiap survei dihargai Rp400.000. Besaran ini jauh dari realita biaya survei pada umumnya. Dugaan kuat mengarah pada skema Ponzi: pendapatan pengguna berasal dari deposit pengguna baru, bukan dari pengiklan.
Related Post
Skema Ponzi Kantar bekerja dengan cara memanfaatkan keuntungan dari anggota baru untuk membayar anggota lama. Bonus referral yang menggiurkan menjadi daya tarik utama. Awalnya, pengguna awal merasakan keuntungan besar. Namun, ketika jumlah anggota baru berkurang, aplikasi akan kehabisan dana untuk membayar, dan akhirnya kolaps, menjerat pengguna dalam jebakan investasi bodong. Waspadalah!
Tinggalkan komentar