Ekonomi – Cianews – Pemkot Bandung tetap ngotot membangun kolam retensi untuk mengatasi banjir, meskipun efektivitasnya dipertanyakan. Anggaran puluhan miliar rupiah telah digelontorkan, namun hasilnya belum optimal. Bahkan, rencana pembangunan kolam retensi baru terus berlanjut.
Pj. Wali Kota Bandung, A Koswara Hanafi, mengatakan bahwa kolam retensi terbukti mengurangi luasan genangan di beberapa wilayah. "Efektivitasnya terasa, ada pengurangan signifikan dari 2022 ke 2023," ujarnya saat diwawancarai cianews.co.id di Savoy Homann Hotel, Selasa (3/12). Ia menekankan pentingnya pendekatan holistik, termasuk penghijauan di hulu dan perbaikan saluran air.
Namun, pernyataan tersebut diragukan warga, terutama di daerah rawan banjir seperti Pasar Induk Gedebage dan Jalan Bypass Soekarno Hatta. Angga Permana (29), warga Gedebage, misalnya, mempertanyakan manfaat pembangunan kolam retensi baru. "Sebelumnya sudah ada kolam retensi, tapi banjir tetap terjadi. Kalau ujung-ujungnya sama, kenapa harus dibikin lagi?" tanyanya kepada cianews.co.id.
Related Post
Sejak 2018, Pemkot Bandung telah membangun kolam retensi di Gedebage dengan kapasitas 5.425 meter kubik, menghabiskan anggaran hingga Rp 6,6 miliar. Data LPSE Kota Bandung menunjukkan proyek baru senilai Rp 16,117,215,912 untuk kolam retensi di Gedebage dimulai pada 24 Juli 2024 dan ditargetkan selesai pada 13 September 2024. Pertanyaan besar pun muncul: apakah proyek ini benar-benar solusi efektif mengatasi banjir di Bandung? Atau hanya pemborosan anggaran? Publik menantikan jawaban yang transparan dan solusi yang lebih terukur.
Tinggalkan komentar