Ekonomi – Cianews – Kabupaten Bandung Barat (KBB) dilanda serangkaian bencana alam dalam sepekan terakhir. Banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pergerakan tanah memaksa puluhan warga mengungsi. Situasi ini mendesak Bupati Bandung Barat untuk bertindak lebih cepat dan tanggap.
Pergerakan tanah di Kampung Cicapar, Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas, yang sebenarnya sudah terjadi sejak 2022, kembali meluas pada Jumat (14/3). BPBD KBB mencatat 30 rumah rusak (10 rusak ringan, 10 rusak sedang, 10 rusak berat), termasuk satu PAUD.

Bencana tak berhenti sampai di situ. Banjir melanda Kecamatan Ngamprah pada Sabtu (15/3), merendam sedikitnya 70 rumah di Desa Margajaya dan puluhan rumah lainnya di Kampung Lebaksari, Desa Mekarsari. Ketinggian air bahkan mencapai lebih dari satu meter. BPBD KBB masih melakukan pendataan korban jiwa dan kerusakan.

Related Post
Di hari yang sama, banjir bandang menerjang Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, akibat luapan Sungai Cimeta yang dipicu curah hujan tinggi dan kondisi lingkungan hulu yang kritis. Lebih dari 20 rumah (42 KK, 144 jiwa) terendam.
Tanah longsor juga terjadi di beberapa titik, antara lain di Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah, yang menyebabkan tebing setinggi 4 meter longsor dan merusak tiang listrik, serta di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, yang nyaris menimpa rumah warga. Akses jalan sempat terputus akibat longsor di Cimanggu. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran dan mendesak pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang tampaknya menjadi kejadian tahunan di KBB.
Tinggalkan komentar