Ekonomi – Cianews – Di tengah hiruk pikuk Kota Bandung, sebuah aksi senyap namun berdampak besar terjadi. Seniman pantomim, Wanggi Hoed, mengadakan aksi protes di depan Tugu Patung Maung, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kamis (30/1). Dengan wajah dicat putih, mulut tertutup, dan mata dibalut kain hitam, ia menyampaikan pesan kuat: hentikan eksploitasi monyet!
Tubuhnya yang dibalut jaket kuning mencolok menjadi kontras dengan poster besar di tangannya yang bertuliskan seruan "Hentikan Ekspor Monyet!!!" dan "Tetapkan Monyet sebagai Satwa Dilindungi!". Aksi ini merupakan bagian dari peringatan Hari Primata Indonesia. Wanggi, yang juga dikenal sebagai aktivis seni, ingin menyuarakan keprihatinan atas nasib primata yang terus dieksploitasi, diperdagangkan, diburu, disiksa, bahkan diekspor untuk kepentingan biomedis.
"Penutup mata ini simbol bahwa dunia masih menutup mata pada nasib beruk dan monyet ekor panjang," ungkap Wanggi. Ia menyayangkan lambannya upaya konservasi satwa, padahal manusia sangat bergantung pada kelestarian hutan dan satwa di dalamnya. "Apakah kita akan terus menutup mata sampai kerusakan semakin parah?" tanyanya retoris.
Related Post
Di sekitar Wanggi, poster-poster lain menambah kekuatan pesan. Gambar-gambar memilukan seekor monyet yang disiksa dan tuntutan tegas "Stop ekspor, perburuan, penyiksaan, perdagangan, pemeliharaan, topeng monyet" terpampang jelas. Kekecewaan Wanggi juga tertuju pada rencana pembangunan taman primata di Bandung yang hingga kini belum terealisasi sejak 2014. Ia berharap aksi ini dapat mendorong pemerintah dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelangsungan hidup primata. Aksi ini menjadi bukti bahwa bahkan tanpa suara, jeritan keprihatinan bisa menggema lantang.
Tinggalkan komentar