Ekonomi – Cianews – Libur Lebaran 2025 seharusnya menjadi berkah bagi sektor pariwisata. Namun, realita di Kota Banjar, Jawa Barat justru sebaliknya. Destinasi wisata di kota perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah ini terlihat sepi pengunjung, jauh berbeda dengan daerah lain yang ramai dipadati wisatawan. Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak.
Irwan Herwanto, Aktivis GMNI Kota Banjar, menilai pemerintah gagal mengelola potensi wisata lokal. "Objek wisata kurang tertata, fasilitas minim, dan promosi tidak maksimal," ujarnya Minggu (6/4/2025). Padahal, menurutnya, Banjar berpotensi menjadi destinasi alternatif yang nyaman dan terjangkau. Namun, banyak lokasi wisata yang terbengkalai dan tak menarik minat pengunjung.
Faktor ekonomi juga berperan besar. Irwan menjelaskan, "Keterbatasan finansial masyarakat menengah ke bawah membuat wisata bukan prioritas saat Lebaran." Situasi ekonomi yang belum stabil, ditambah gelombang PHK dan kenaikan harga kebutuhan pokok, semakin menekan daya beli masyarakat.
Senada, Muhamad Abdul Wahid, Ketua PMII Kota Banjar, mendesak pemerintah bertindak. "Perlu perbaikan fasilitas, pengembangan destinasi, dan promosi yang lebih gencar. Jangan sampai Kota Banjar hanya jadi kota transit tanpa daya tarik wisata," tegasnya.
Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan lebih serius membenahi sektor pariwisata, mulai dari penataan objek wisata, penyediaan fasilitas yang memadai, hingga strategi promosi yang efektif. "Kota Banjar punya potensi besar. Tinggal bagaimana pemerintah dan stakeholder lain bisa bekerja sama mengembangkannya," tambah Wahid.
Data Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Banjar menunjukkan jumlah pengunjung objek wisata selama libur Lebaran hanya puluhan orang per hari, tak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. "Kebanyakan pengunjung hanya datang untuk makan sambil menikmati suasana," ungkap Kadispora Kota Banjar, Dedi Suardi. Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi pemerintah daerah untuk membangkitkan sektor pariwisata Kota Banjar.
Tinggalkan komentar