Ekonomi – Cianews – Hujan deras beberapa hari terakhir di Ciamis berujung petaka. Tebing setinggi 15 meter di Blok Karoya, Desa Sandingtaman, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis ambruk pada Sabtu (5/4) malam. Material longsor berupa tanah, batu, dan pohon tumbang menutup total jalur alternatif Panjalu-Kawali, mengakibatkan kemacetan parah. Beruntung, insiden ini tak memakan korban jiwa.
Kapolsek Panjalu, AKP Yaya Koswara, menjelaskan petugas gabungan TNI, Polri, BPBD, Tagana, dan warga langsung bergerak cepat melakukan pembersihan material longsor, meski di tengah guyuran hujan. "Longsor terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Kami bersama warga berupaya membersihkan material agar lalu lintas kembali normal," ungkap AKP Yaya pada Minggu (6/4/2025).

Karena volume material yang sangat besar, sistem buka-tutup jalur diterapkan untuk mengurai kepadatan. Jalur ini merupakan akses vital, termasuk jalur alternatif mudik Lebaran, sehingga pengendara diimbau berhati-hati dan mematuhi arahan petugas.

Related Post
"Tidak ada korban jiwa. Namun, kami tetap mengimbau masyarakat waspada potensi longsor susulan, terutama saat cuaca ekstrem," tegas AKP Yaya. Jalan Panjalu-Kawali yang berkelok dan diapit tebing tinggi memang rawan longsor. Pengguna jalan disarankan memantau informasi terkini dan mengikuti arahan petugas.
Bencana alam lain juga melanda Ciamis. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ciamis, Ani Supiani, menyatakan cuaca ekstrem menyebabkan serangkaian bencana, termasuk tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang di beberapa kecamatan. Kerusakan infrastruktur dan keselamatan warga terancam. "Kami imbau masyarakat tetap waspada, terutama di daerah rawan longsor dan banjir," imbuhnya.
Di Dusun Sukamantri, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, longsor menutup akses jalan penghubung Pamarican (Ciamis) dan Langkaplancar (Pangandaran) di tiga titik. Akses transportasi terhambat, dan jalan terpaksa ditutup sementara. Warga disarankan mencari jalur alternatif. Kondisi ini menjadi peringatan serius bagi seluruh warga Ciamis untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.








Tinggalkan komentar