Ekonomi – Cianews – Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Kota Bandung dihadapkan pada ancaman lonjakan harga cabai dan bawang. Penyebabnya? Cuaca ekstrem! Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, mengungkapkan bahwa hujan deras yang terus-menerus mengguyur Bandung berdampak signifikan terhadap produksi dan distribusi komoditas pangan tersebut.
"Komoditas pertanian, khususnya cabai dan bawang, sangat sensitif terhadap curah hujan tinggi," tegas Gin Gin kepada cianews.co.id, Kamis (12/12). Air yang berlebihan membuat tanaman layu, produksi menurun drastis, dan kualitas pascapanen merosot karena membutuhkan proses pengeringan yang memadai.
Tidak hanya produksi yang terganggu, distribusi pun ikut terdampak. Beberapa daerah terendam banjir, membuat pasokan komoditas menjadi tidak stabil dan berujung pada kenaikan harga di pasaran. Para pedagang pun mengambil langkah antisipatif dengan mengurangi stok, khawatir barang dagangannya rusak akibat cuaca buruk.
Related Post
"Kami mengimbau masyarakat untuk membeli kebutuhan pangan secukupnya, jangan borong," imbau Gin Gin. Ia memastikan ketersediaan pangan secara keseluruhan masih aman. Namun, pedagang yang memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai tentu lebih mampu mengelola stok dengan lebih baik.
Pemkot Bandung sendiri tak tinggal diam. Gin Gin menyatakan tengah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk menyediakan fasilitas penyimpanan khusus di pasar-pasar tradisional. Langkah ini diharapkan mampu menjaga kualitas komoditas dan mencegah kerugian lebih besar bagi pedagang dan konsumen. Kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha dinilai krusial untuk menghadapi tantangan cuaca ekstrem ini.
Tinggalkan komentar