Ekonomi – Cianews – Dugaan penyimpangan dana kompensasi Lebaran untuk sopir angkot di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, menguak fakta mengejutkan. Bantuan sebesar Rp 1,5 juta per orang yang terdiri dari uang tunai Rp 1 juta dan sembako Rp 500 ribu, diduga dipotong hingga ratusan ribu rupiah. Ironisnya, banyak sopir yang mengaku belum menerima bantuan tersebut, meskipun program ini bertujuan mengurangi kemacetan selama libur Lebaran Idul Fitri.
Informasi ini mencuat setelah sejumlah sopir angkot melaporkan hanya menerima Rp 800 ribu. Jumlah ini jauh lebih rendah dari nominal bantuan yang dijanjikan. Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, membenarkan telah menerima laporan tersebut. "Informasi itu sudah kami terima, namun harus ada pembuktian lebih lanjut apakah benar atau tidak," ujarnya.

Program kompensasi ini menargetkan 653 sopir angkot dari tiga trayek: Cisarua-Bogor, Bogor-Pasirmuncang, dan Bogor-Cibedug. Dadang menegaskan, pihaknya akan menelusuri dugaan pemotongan tersebut dan menindak tegas jika terbukti. Koordinasi dengan pihak kepolisian pun akan dilakukan untuk mengusut tuntas kasus ini.

Related Post
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak angkot beroperasi di jalur Puncak selama Lebaran. Salah satu sopir angkot, Dadang (60 tahun), mengatakan hingga saat ini belum menerima kompensasi sama sekali. "Saya tidak terima kompensasi. Pengen dapat, tapi enggak tahu peraturannya," keluhnya di Simpang Gadog, Rabu (2/4/2025). Ketidakjelasan prosedur pencairan bantuan semakin memperparah situasi bagi para sopir yang berharap mendapatkan kompensasi tersebut. Kasus ini pun menjadi sorotan dan menuntut transparansi serta keadilan bagi para pekerja transportasi tersebut.









Tinggalkan komentar