Ekonomi – Cianews – Disdik Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyerukan sekolah-sekolah di wilayahnya untuk menjadi garda terdepan dalam pengelolaan sampah. Seruan ini dilatarbelakangi oleh kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang sudah overload. Sekretaris Disdik KBB, Rustiyana, menekankan pentingnya kontribusi nyata dari sekolah dalam mengurangi volume sampah, khususnya di lingkungan sekolah.
"TPA Sarimukti sudah over capacity, jadi kita harus bertindak," tegas Rustiyana saat dihubungi Minggu (12/1/2025). Upaya yang digencarkan, antara lain mendorong sekolah untuk menjadi sekolah Adiwiyata, yang menekankan pada pendidikan dan praktik pelestarian lingkungan. Hal ini, menurutnya, akan menanamkan kesadaran pada siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan dan memilah sampah organik dan anorganik.
Lebih lanjut, Rustiyana menjelaskan, sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos untuk tanaman sekolah, sementara sampah anorganik dapat dimanfaatkan untuk kerajinan tangan yang bernilai ekonomi. "Siswa perlu menyadari bahwa sampah bukan hanya berakhir di TPA, tapi bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat," imbuhnya.
Related Post
Prestasi sekolah-sekolah di KBB dalam pengelolaan lingkungan patut diapresiasi. Rustiyana menyebutkan, banyak sekolah di KBB yang meraih penghargaan Adiwiyata tingkat provinsi bahkan nasional. Bahkan, beberapa sekolah telah berinovasi dengan alat pengolah sampah, seperti pencacah sampah yang dimiliki SMPN 2 Ngamprah. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di KBB untuk lebih aktif berkontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dan berkelanjutan dalam mengatasi krisis sampah di KBB.
Tinggalkan komentar