Ekonomi – Cianews – Kabupaten Bandung Barat (KBB) tengah berjuang melawan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mengancam ketersediaan daging dan susu menjelang Idul Adha. Data dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB mencatat hingga 9 Januari 2025, sebanyak 229 sapi terjangkit PMK, mengakibatkan 4 ekor sapi mati dan 10 lainnya terpaksa dipotong. Situasi ini tentu mengkhawatirkan, mengingat dampaknya terhadap produktivitas peternakan.
Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir Hasyim, menyatakan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani wabah ini. "Kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan vaksin tambahan," tegasnya. Pengalaman menghadapi PMK tahun lalu menjadi pelajaran berharga. "Penurunan produktivitas susu akibat PMK tahun lalu tak boleh terulang," tambahnya. Strategi penanganan kini lebih terarah dan terencana, termasuk pengawasan lalu lintas ternak yang menunggu arahan dari provinsi Jawa Barat.
Plt Kepala Dispernakan Bandung Barat, Wiwin Aprianti, menjelaskan bahwa KBB memiliki stok vaksin PMK sebanyak 30.000 dosis. "Penyuntikan vaksin sudah mencapai 70% dari target," ujarnya. Namun, untuk suntik booster, mereka masih menunggu pasokan dari pemerintah pusat yang diperkirakan baru tersedia Februari 2025 mendatang, dengan kebutuhan yang sama, yaitu 30.000 dosis. Upaya percepatan vaksinasi dan pengawasan ketat menjadi kunci dalam mengatasi wabah PMK dan menjaga stabilitas pasokan daging dan susu di KBB. Situasi ini perlu dipantau ketat agar tidak mengganggu perayaan Idul Adha mendatang.
Related Post
Tinggalkan komentar