Ekonomi – Cianews – Bulan Desember sudah di depan mata, menandakan pergantian tahun semakin dekat. Tradisi merayakan tahun baru dengan pesta kembang api, makan-makan, dan konvoi kendaraan kerap menghiasi pergantian tahun. Namun, bagaimana pandangan Islam terhadap perayaan ini? Cianews.co.id merangkum naskah khutbah Jumat Ustadz Badrusalam di Radio Rodja 756 AM yang membahas bahaya merayakan malam tahun baru.
Khutbah pertama menekankan bahwa pergantian tahun tak ubahnya seperti pergantian bulan atau hari, bagian dari rencana Allah menuju hari kiamat. Tidak ada keistimewaan khusus pada pergantian tahun, abad, atau lainnya. Seharusnya, datangnya tahun baru justru menjadi pengingat akan kematian dan semakin dekatnya ajal. Ustadz Badrusalam mengajak jamaah untuk merenungkan persiapan apa yang telah dilakukan untuk menghadapi kematian, bukan malah bergembira dengan cara yang sia-sia, bahkan berpotensi menambah dosa.
Khutbah tersebut juga mengingatkan bahwa pergantian hari dan waktu merupakan tanda kebesaran Allah SWT. Ustadz Badrusalam mengutip ayat Al-Quran (yang tidak disertakan dalam teks sumber) untuk memperkuat argumennya. Intinya, khutbah ini mengajak umat Islam untuk lebih bijak dalam menyikapi pergantian tahun, bukan dengan pesta pora, melainkan dengan introspeksi diri dan mempersiapkan bekal akhirat. Perayaan tahun baru yang berlebihan dianggap sebagai pemborosan waktu dan harta, serta berpotensi mengundang dosa. Lebih baik, waktu tersebut digunakan untuk beribadah dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Related Post
Tinggalkan komentar