cianews.co.id- Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, kini tengah menghadapi sorotan tajam setelah Tim Penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Kamis (30/10) kemarin. Ia dikabarkan diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi terkait dugaan kasus korupsi yang melanda lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Peristiwa ini sontak mengejutkan publik, mengingat citra Erwin yang selama ini dikenal begitu dekat dan merakyat.
Sosok Erwin selama ini melekat dengan citra pemimpin yang selalu hadir di tengah masyarakat. Ia kerap terjun langsung ke lapangan, berdialog dengan warga, dan berupaya keras menyelesaikan berbagai persoalan di Kota Kembang. Prinsip kepemimpinannya bahkan berlandaskan pada filosofi "Tasharruf al-Imam ‘Ala Al-Ra’iyyah Manuthun bi Al-Maslahah," yang menekankan bahwa setiap kebijakan harus berorientasi pada kemaslahatan rakyat. Lantas, bagaimana mungkin figur dengan rekam jejak yang begitu mengakar pada kepentingan publik ini kini terseret dalam pusaran dugaan korupsi? Ini menjadi pertanyaan besar yang menggantung di benak banyak pihak.

Perjalanan politik pria yang akrab disapa Kang Erwin ini dimulai jauh sebelum ia menduduki kursi Wakil Wali Kota. Sejak tahun 2010, ia telah aktif memimpin DPC PKB Kota Bandung. Kiprahnya di dunia legislatif semakin menguat ketika ia terpilih sebagai Anggota DPRD Kota Bandung periode 2019-2024, mengabdikan diri di Komisi D yang membidangi kesejahteraan rakyat.

Related Post
Puncak karir politiknya datang pada Pemilihan Wali Kota Bandung (Pilwalkot) 2024. Berpasangan dengan Muhammad Farhan, pasangan nomor urut 3 ini berhasil meraih dukungan signifikan, mengumpulkan 523.000 suara, dan memenangkan kontestasi. Pada 20 Februari 2025, Erwin resmi dilantik sebagai Wakil Wali Kota Bandung untuk periode 2025-2030, mendampingi Wali Kota Muhammad Farhan.
Dalam kapasitasnya sebagai Wakil Wali Kota, Erwin kerap menunjukkan sinergi yang kuat dan "kemesraan" yang positif dengan Wali Kota Farhan di hadapan publik. Ia dikenal sebagai sosok yang tak segan turun langsung ke masyarakat, mendengarkan aspirasi, dan memastikan setiap kebijakan pemerintah benar-benar memberikan manfaat nyata bagi warga. Selain itu, kiprahnya sebagai penceramah keislaman juga turut memperkuat integritasnya dalam membangun masyarakat yang religius dan harmonis. Kini, semua mata tertuju pada proses hukum yang berjalan, menanti kejelasan apakah citra yang telah terbangun kokoh ini akan tetap utuh atau justru terkikis oleh dugaan serius ini. Kasus ini bukan sekadar tentang satu individu, melainkan juga tentang kepercayaan publik terhadap institusi pemerintahan dan integritas para pemimpinnya di masa depan.
 
					







Tinggalkan komentar