Cianews – Rencana pemasangan chattra atau payung di stupa induk Candi Borobudur yang dijadwalkan pada 18 September 2024 harus ditunda. Keputusan ini diambil setelah tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan hasil kajian teknis dan Detailed Engineering Design (DED) yang menunjukkan perlunya studi mendalam terkait otentisitas chattra.
Juru Bicara Kemenag RI, Sunanto, mengungkapkan bahwa kondisi material chattra tidak utuh dan memerlukan koordinasi lebih lanjut. "Kondisi material chattra ada yang tidak utuh atau terbagi banyak bagian batu dan batu bahan material tidak memiliki kait antarbatu," jelas Sunanto.
Related Post
Menanggapi penundaan ini, Kemenag telah menyiapkan tujuh langkah strategis untuk memastikan pemasangan chattra dapat dilakukan dengan tepat dan sesuai ketentuan.
Pertama, Kemenag akan menyusun dokumen rencana kegiatan adaptasi yang komprehensif. Kedua, dokumen studi kelayakan yang mencakup kajian spiritual, teknis, dan DED akan disempurnakan. Ketiga, komunikasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan akan dilakukan untuk mencapai konsensus.
Keempat, tim kajian dampak cagar budaya (KDCB) baru akan ditunjuk untuk mengevaluasi dampak berdasarkan dokumen-dokumen yang telah disusun. Kelima, Kemenag akan mengajukan permohonan izin kepada UNESCO dan pemangku kepentingan terkait.
Keenam, permohonan izin adaptasi akan diajukan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan rekomendasi positif dari Dewan Pengarah Badan Otorita Borobudur akan diusahakan. Terakhir, pemasangan chattra akan dilaksanakan setelah mendapatkan izin adaptasi resmi dari Kemendikbudristek.
"Pemasangan chattra di Candi Borobudur merupakan amanat UU No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Konvensi Warisan Dunia Tahun 1972," tegas Sunanto.
Kemenag menargetkan semua langkah strategis ini dapat terlaksana dalam satu tahun ke depan untuk memastikan pemasangan chattra di Candi Borobudur sesuai ketentuan dan memenuhi harapan umat Buddha.
Tinggalkan komentar