Ekonomi – Cianews – Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Jawa Barat menyoroti kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di akhir tahun 2024. Dalam sebuah pertemuan informal, Jumat (27/12), enam anggota fraksi, termasuk Zaini Shofari, Muhamad Romli, dan lainnya, mendesak merger sejumlah BUMD yang dinilai tidak produktif.
Muhammad Romli, politisi dari Dapil Kabupaten Bogor, menyatakan bahwa optimalisasi BUMD menjadi pekerjaan rumah besar Pemprov Jabar. "BUMD masih jalan di tempat," tegasnya. Ia menyayangkan minimnya kontribusi dividen dari sebagian besar BUMD kepada pendapatan daerah. Hanya Bank BJB yang tercatat berkontribusi signifikan.

Pemprov Jabar telah menginvestasikan sekitar Rp 7,95 triliun ke 13 BUMD. Romli menilai, angka tersebut merupakan uang rakyat yang seharusnya menghasilkan keuntungan maksimal. BUMD yang kinerjanya buruk, menurutnya, lebih baik dimerger untuk efisiensi anggaran. "Kalau perlu dimerger saja, daripada terus keluar dana operasional yang besar," ujarnya.

Related Post
Ia berharap Gubernur Jawa Barat yang baru dapat mengambil langkah tegas dengan melakukan merger BUMD yang tidak mampu memberikan kontribusi. Langkah ini dinilai penting untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran dan meningkatkan pendapatan daerah. Sebagai contoh, PT Agro Jabar tercatat nihil setoran dividen untuk tahun buku 2023 dan proyeksi 2025 karena masih memiliki saldo rugi. Merger, menurut Romli, akan lebih efektif dilakukan dengan menggabungkan BUMD yang memiliki kesamaan bidang usaha.
Tinggalkan komentar