Ekonomi – Cianews – Hujan deras yang terus mengguyur Kabupaten Bandung Barat (KBB) beberapa pekan terakhir membuat para petani di Kecamatan Lembang cemas. Ancaman gagal panen mengintai, mengancam penghasilan mereka jelang Natal dan Tahun Baru. Sinar matahari yang minim akibat cuaca ekstrem ini membuat tanaman kekurangan nutrisi dan rentan terserang hama penyakit.
Arin Sugianto, petani di Desa Langensari Lembang, mengungkapkan kekhawatirannya. "Cuaca ekstrem ini membuat tanaman cabai mudah terserang penyakit patek, sementara tomat warnanya menghitam," ujarnya. Pengendalian hama dan penyakit pun menjadi lebih sulit dan mahal. "Pengobatan virus dan jamur harus intensif, bahkan sampai dua kali sehari," tambahnya. Arin mengaku harus meningkatkan frekuensi penyemprotan fungisida dan insektisida.
Bukan hanya cabai dan tomat, tanaman selada dan lettuce juga terancam. Arin menuturkan, banyak rekannya yang mengeluhkan kerugian akibat gagal panen. "Banyak tanaman busuk, terutama sayuran berdaun," katanya. Ia sendiri menanam tomat ceri dan cabai di lahan seluas 200 meter persegi, dengan panen diperkirakan Januari 2025. Meskipun harga sayuran biasanya naik saat musim hujan, ancaman gagal panen tetap menjadi momok menakutkan.
Related Post
Saepulloh, petani lain, menambahkan bahwa masalah ini berulang setiap tahun tanpa solusi yang memadai. "Pemupukan dan pengobatan harus lebih rutin, tapi harga obat dan pestisida mahal," keluhnya. Beban biaya perawatan yang tinggi semakin membebani para petani kecil. Mereka berharap ada solusi konkret dari pemerintah untuk membantu meringankan beban mereka menghadapi cuaca ekstrem yang terus menerus terjadi. Kecemasan para petani ini semakin meningkat menjelang musim panen raya dan hari raya Natal serta Tahun Baru.
Tinggalkan komentar