Ekonomi – Cianews – Asap masih mengepul di atas puing-puing bangunan yang terbakar di Jalan Terusan Pasirkoja, Gang Satata Sariksa, Kelurahan Sukahaji, Kota Bandung, Kamis (10/4) sore. Insiden ini menambah kepiluan warga yang tengah berjuang menghadapi sengketa lahan yang berkepanjangan. Di tengah kepulan asap dan aroma hangus, kekhawatiran terpancar dari raut wajah warga, termasuk Nendah (32), seorang ibu dua anak. Ia terlihat sibuk mengamankan barang-barang berharga, takut dampak kebakaran yang terjadi di lahan sengketa tersebut berimbas pada keselamatan anak-anaknya.
"Saya takutnya berdampak pada anak. Mentalnya kan tidak kuat. Nanti mau disuruh untuk tinggal juga di rumah saudara. Baru kalau kondisi di sini sudah adem, tinggal lagi di Sukahaji," ungkap Nendah kepada cianews.co.id.

Sengketa lahan di RW 01 hingga RW 04 Kelurahan Sukahaji telah menebar bayang-bayang kehilangan tempat tinggal bagi ratusan warga yang telah bermukim puluhan tahun. Ancaman pengosongan lahan yang direncanakan pada Senin (7/4) lalu, meski belum terealisasi, telah menciptakan ketakutan dan ketidakpastian. Rumah-rumah warga masih berdiri kokoh, namun ancaman penggusuran tetap membayangi.

Related Post
Kuasa hukum warga, Fredy Panggabean, menjelaskan bahwa sengketa ini bermula dari klaim kepemilikan tanah seluas kurang lebih 70.000 meter persegi oleh Junus Jen Suderman dan Juliana Kusnandar, yang mengaku memiliki 83 sertifikat hak milik di wilayah tersebut. "Kami sebagai kuasa hukum warga Kelurahan Sukahaji merasa perlu untuk meminta bantuan advokasi dan dukungan hukum dari DPC IKADIN Bandung," tegas Fredy dalam surat tertanggal April 2025.
Klaim tersebut, menurut Fredy, telah berlangsung sejak 2010 tanpa komunikasi terbuka kepada warga dan bukti kepemilikan yang jelas. Warga bahkan telah beberapa kali mengalami tindakan sepihak dan tekanan dari pihak luar. Puncaknya terjadi pada awal 2024 hingga 2025, dengan pengosongan lahan secara bertahap, dimulai dari pemagaran akses jalan dan tempat bermain anak-anak. Kejadian ini mengingatkan warga pada peristiwa kebakaran serupa di tahun 2018 yang menghanguskan lebih dari 100 rumah setelah pemasangan plang penguasaan lahan. Kini, api kembali berkobar, menambah derita warga Sukahaji yang tengah berjuang mempertahankan haknya. Nasib anak-anak yang menjadi korban tidak langsung dari sengketa ini pun menjadi sorotan.
Tinggalkan komentar