Cianews – Kekeringan di Kabupaten Sragen semakin meluas. Awalnya hanya tiga kecamatan, kini lima kecamatan terdampak, yaitu Sumberlawang, Miri, Tangen, Jenar, dan Gesi.
Data dari BPBD Sragen per Jumat (30/8), kekeringan dan krisis air bersih di Kabupaten Sragen tersebar di 12 desa, 32 dukuh, dan 51 RT. Jumlah kepala keluarga yang terdampak mencapai 3.336 KK atau 11.630 jiwa.
Related Post
Untuk mengatasi krisis air, BPBD Sragen mengoptimalkan droping air bersih ke desa-desa yang kekurangan air. Distribusi dilakukan secara terjadwal.
Pemerintah daerah juga memanfaatkan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) untuk membangun sumur di kawasan yang kesulitan air. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada droping air.
Namun, kabar buruknya, sebagian sumber air bersih dari sumur dalam yang dibangun pemerintah juga mengering. Dari 31 sumur yang dibangun di wilayah rawan kekeringan, sekitar 9-10 sumur sudah tidak bisa dimanfaatkan.
"Ada beberapa yang tidak mengalir karena kondisi kurang dalam atau seperti apa," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Sragen Triyono Putro.
Kekeringan di Sragen menjadi ancaman serius bagi warga. Upaya penanggulangan terus dilakukan, namun kondisi ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air.
Tinggalkan komentar