Ekonomi – Cianews – Harapan hidup layak bagi penyandang disabilitas di Kota Cimahi ternyata masih jauh panggang dari api. Keluhan itu disampaikan sejumlah orang tua difabel yang mengaku kesulitan mengakses bantuan pemerintah. Minimnya perhatian, terutama dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cimahi, menjadi sorotan utama.
Linda Marlina (45), Koordinator Wilayah komunitas Bumi Difabel Istimewa Cimahi, mengungkapkan kendala utama adalah birokrasi yang berbelit. "Hingga kini belum ada perhatian signifikan dari Pemkot Cimahi, khususnya Dinsos. Akses bantuan terhambat administrasi yang rumit," keluhnya saat ditemui Minggu (13/4/2025).

Kondisi Linda semakin rumit karena ia tinggal di Cimahi, namun KK-nya masih terdaftar di Ciwidey, Kabupaten Bandung. Hal ini menyulitkan pengajuan bantuan, seperti kursi roda untuk anaknya, Naqi Rizqi Ramadan (4), penyandang cerebral palsy. "Pernah ajukan kursi roda ke Dinsos, tapi karena KK saya di Ciwidey, harus urus ke sana. Bolak-balik, saya juga tak bisa meninggalkan anak," ujarnya dengan nada lelah.

Related Post
Karena keterbatasan waktu dan kondisi anaknya, Linda akhirnya mengajukan bantuan ke Kota Bandung. Bantuan tersebut bersumber dari donatur pusat dan dibagikan secara bergilir, tak semua difabel langsung menerimanya.
Lebih jauh, Linda menyoroti minimnya pemahaman masyarakat terhadap disabilitas. Diskriminasi dan pandangan sebelah mata masih sering dialami para difabel. "Masyarakat masih banyak yang belum paham difabel itu seperti apa. Mereka kurang peduli dan sering memandang sebelah mata. Ini menyakitkan bagi orang tua yang punya anak difabel," tuturnya.
Komunitas Bumi Difabel Istimewa sendiri menaungi banyak anak yatim dan warga tidak mampu. Ironisnya, bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) pun belum menjangkau mereka secara merata. Kondisi ini mempertegas betapa besarnya kesenjangan dan tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas di Cimahi.
Tinggalkan komentar