Ekonomi – Cianews – Sebuah kasus miris menimpa Mak Inong, seorang nenek berusia 90 tahun warga Kampung Pasir Lengo, Desa Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Nenek tersebut diduga menjadi korban penyelewengan dana bantuan sosial (bansos) selama hampir dua tahun. Kejadian ini terungkap setelah cucu Mak Inong, Deni, menyelidiki transaksi mencurigakan di rekening bansos milik neneknya.
Kejadian bermula dari kebakaran yang melanda rumah Mak Inong pada Juni 2023. Buku rekening dan kartu ATM Program Keluarga Harapan (PKH) milik Mak Inong raib dalam peristiwa tersebut. Sejak saat itu, Mak Inong tak lagi menerima bantuan PKH, meskipun namanya masih terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Nenek saya sama sekali tidak menerima bantuan sejak buku rekeningnya hilang. Total kerugiannya mencapai Rp4.800.000 dari Juni 2023 hingga Januari 2025," ungkap Deni kepada cianews.co.id, Jumat (31/1/2025).
Yang lebih mengejutkan, Deni menemukan riwayat transaksi mencurigakan melalui DTKS. Ternyata, dana PKH atas nama Mak Inong tetap dicairkan secara rutin, namun tidak pernah diterima oleh yang bersangkutan. Baik Deni maupun kader PKH setempat tidak mengetahui siapa yang telah mencairkan dana tersebut.
"Dana PKH tetap dicairkan, tapi nenek saya tidak pernah menerimanya. Ini sangat mencurigakan. Siapa yang mencairkan dana tersebut tanpa sepengetahuan penerima manfaat?" tanya Deni. Ia menduga adanya oknum yang memanfaatkan celah sistem dan memahami prosedur pencairan bansos.
Kasus ini tak hanya berhenti pada PKH. Deni juga mengungkapkan bahwa bantuan pangan non tunai (BPNT) Mak Inong juga mengalami hal serupa. Dana BPNT juga dilaporkan dicairkan secara rutin sejak awal 2023 hingga Januari 2025, tanpa pernah diterima oleh Mak Inong. Pihak keluarga telah melaporkan dugaan penyelewengan ini ke Dinas Sosial (Dinsos) KBB dan pihak kepolisian setempat. Kini, polisi tengah menyelidiki kasus ini untuk mengungkap siapa dalang di balik penyelewengan bansos yang merugikan seorang lansia tersebut.
Tinggalkan komentar