Ekonomi – Cianews – Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor menggelar konsultasi publik di Ballroom IICC Botani Square, Rabu (8/1/2025). Tujuannya? Mengevaluasi Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) periode 2019-2039 dan merumuskan strategi lima tahun ke depan. Direktur Umum Perumda Tirta Pakuan, Rivelino Rizky, menegaskan kegiatan ini sebagai kewajiban pemerintah daerah untuk menjamin ketersediaan air minum bagi masyarakat.
"Ini review RISPAM, setiap lima tahun dievaluasi. Banyak poin perlu diperbarui sesuai kebutuhan dan masukan dari berbagai pihak, termasuk kementerian," ungkap Rivelino kepada cianews.co.id seusai acara. Ia menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat, terutama dalam hal pembiayaan dan sumber air baku.
Saat ini, Tirta Pakuan sangat bergantung pada Sungai Cisadane dan Ciliwung (87%), sisanya dari mata air. Rivelino mengakui perlunya alternatif pembiayaan karena besarnya kebutuhan dana selama 20 tahun mendatang. "Tidak mungkin semua dibebankan ke PDAM," tegasnya.
Related Post
Direktur Teknik, Ardani Yusuf, memaparkan berbagai alternatif pendanaan yang melibatkan kementerian, perbankan, dan lembaga internasional. "Dari total pendanaan 20 tahun, 51% dari PDAM, sisanya dari Kementerian PUPR, APBD, dan APBN. Kami juga bermitra dengan Bank Dunia dan BJB," jelasnya. Ardani juga menyoroti target nasional program Asta Cita 2025-2030 yang bertujuan meningkatkan akses air minum aman dari 11% menjadi 40% pada 2030. Konsultasi publik ini menjadi langkah krusial Tirta Pakuan dalam memastikan ketersediaan air bersih bagi Kota Bogor di masa mendatang.
Tinggalkan komentar