Ekonomi – Cianews – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sukses menggelar Festival Dulag Istimewa 1446 H pada 30 Maret lalu di Gedung Pakuan, Bandung. Acara yang dihadiri langsung oleh 280 peserta dari 70 tim perwakilan 27 kabupaten/kota dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jabar ini menyimpan makna mendalam.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam sambutannya mengungkap inti dari tradisi Ngadulag, sebuah kearifan lokal Islami di Indonesia. "Ngadulag, yang biasanya dilakukan pada hari ke-21 Ramadan, dulunya dirayakan dengan saling berbagi, menyembelih hewan ternak, tanpa memandang status sosial," jelas Demul, sapaan akrab Dedi Mulyadi. Tradisi ini, menurutnya, menunjukan semangat kebersamaan dan kepedulian sosial yang kini mulai luntur.

Demul menyayangkan hilangnya semangat berbagi tersebut di era modern. "Ironisnya, di zaman sekarang, dengan pendidikan, ekonomi, dan strata sosial yang lebih baik, justru muncul protes dari mereka yang merasa kurang beruntung, menuntut bantuan sosial," ungkap Demul. Ia melihat kontras yang tajam antara nilai-nilai Ngadulag dengan realita saat ini.

Related Post
Festival Dulag Istimewa 1446 H, menurut Demul, diharapkan menjadi momentum untuk mengembalikan nilai-nilai luhur tersebut dan membangun masyarakat Jawa Barat yang beradab dan bermartabat. Acara yang terbuka untuk umum dan gratis ini menjadi langkah nyata Pemprov Jabar dalam melestarikan budaya dan membangun karakter masyarakat. Festival ini juga menjadi bagian dari perayaan menyambut 1 Syawal 1446 H.
 
					








Tinggalkan komentar