Ekonomi – Cianews – Aplikasi Jagat, platform metaverse yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 28 Oktober 2022, mendadak menjadi perbincangan hangat. Bukan karena inovasi teknologi yang ditawarkan, melainkan karena fenomena "perburuan koin" yang dilakukan penggunanya, bahkan sampai menimbulkan kerusakan fasilitas umum di berbagai kota. Apa sebenarnya sejarah aplikasi ini dan mengapa bisa memicu kontroversi?
Aplikasi Jagat, digagas oleh Wishnutama Kusubandio selaku Founding Chairman Jagat Nusantara, dirancang sebagai representasi virtual Ibu Kota Nusantara (IKN). Presiden Jokowi saat peluncuran, menekankan potensi aplikasi ini untuk berbagi ilmu pengetahuan, mempromosikan produk Indonesia ke pasar global, menjadi panggung bagi seniman, dan menawarkan pengalaman baru, termasuk berolahraga secara digital. Visi di baliknya adalah integrasi teknologi ke dalam kehidupan nyata.
Cara bermain aplikasi ini terbilang sederhana. Pengguna mengunduh aplikasi melalui platform resmi, lalu berburu koin virtual yang tersebar di dunia metaverse IKN. Koin yang dikumpulkan dapat ditukarkan dengan hadiah atau saldo digital. Namun, fitur augmented reality (AR) yang mengarahkan pengguna ke lokasi nyata untuk mencari koin, inilah yang menjadi biang keladi masalah. Banyak pengguna justru melakukan perusakan fasilitas umum dalam upayanya mendapatkan koin Jagat.
Related Post
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang pengawasan dan edukasi penggunaan teknologi berbasis AR. Meskipun menawarkan pengalaman virtual yang inovatif, aplikasi Jagat kini harus berhadapan dengan dampak negatif dari perilaku pengguna yang tidak bertanggung jawab. Ke depannya, perlu ada mekanisme yang lebih ketat untuk mencegah kejadian serupa terulang dan memastikan penggunaan teknologi ini tetap etis dan bertanggung jawab.
Tinggalkan komentar