Cianews – Seorang psikolog dari Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Ria Wiyatfi Linsiya, mengungkapkan bahwa anak di bawah umur yang menjadi korban kekerasan seksual membutuhkan terapi psikologis untuk mengatasi trauma yang dialaminya.
"Kekerasan seksual pada anak usia dini bisa menimbulkan trauma mendalam, mempengaruhi kemampuan sosial, dan memicu berbagai masalah psikologis lainnya," ujar Ria dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.
Related Post
Pernyataan ini muncul setelah kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur kembali terjadi di Jember. Korbannya adalah seorang bocah perempuan yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) yang menjadi korban kekerasan seksual oleh sepupunya sendiri, seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Jember.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Jember sejak Januari 2024, namun hingga awal September ini pelaku kekerasan seksual belum ditangkap dan proses hukumnya terkesan lambat.
"Kasus ini memicu keprihatinan luas dan menyoroti perlunya penanganan psikologis yang efektif bagi korban. Dampak psikologis terhadap korban kekerasan seksual, terutama anak usia dini, sangat signifikan," tegas Ria.
Dosen di Fakultas Psikologi Unmuh Jember itu memberikan wawasan mengenai dampak psikologis pada korban dan langkah-langkah penanganan yang direkomendasikan untuk mengatasi trauma bagi korban.
Ria menekankan pentingnya pendekatan terhadap kondisi emosional korban. Pada tahap awal, yang perlu dilakukan adalah memberikan validasi emosional dan rasa aman kepada anak.
"Misalnya, mengatakan ‘kamu baik-baik saja sekarang, kamu aman, ada mama di sini yang menjaga adik dan pelaku sudah tidak ada lagi’. Hal itu sangat penting dibandingkan langsung menginterogasi korban mengenai kejadian tersebut," jelasnya.
Ria juga menekankan perlunya dukungan dari sistem keluarga untuk membantu korban merasa lebih aman dan membangun kembali rasa percaya diri.
"Sistem dukungan keluarga sangat krusial untuk memberikan rasa aman dan membantu anak merasa nyaman berbicara tentang pengalamannya," tambah Ria.
Langkah awal lainnya adalah memastikan kondisi emosional korban stabil sebelum memulai sesi konseling. Terapi psikologis harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari tekanan tambahan.
Ria juga menyarankan agar korban dijauhkan sementara dari anggota keluarga pelaku untuk mengurangi kemungkinan trauma yang berhubungan dengan pelaku.
"Menjauhkan korban dari lingkungan yang berhubungan dengan pelaku dapat membantu mengurangi efek traumatis dan mencegah pemicu ingatan buruk," katanya.
Dalam situasi seperti itu, pendampingan psikologis yang menyeluruh sangat penting untuk membantu korban mengatasi trauma dan membangun kembali kesejahteraan mental mereka.
"Langkah-langkah itu diharapkan dapat mendukung proses pemulihan korban dan membantu mereka menghadapi masa depan dengan lebih baik," harap Ria.
Kasus ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan perhatian dan penanganan psikologis yang tepat bagi korban kekerasan seksual, serta pentingnya sistem hukum yang responsif dan efektif untuk menangani kasus serupa di masa depan.
Tinggalkan komentar