Ekonomi – Cianews – Karakter disiplin dalam berlalu lintas penting ditanamkan sejak usia dini, khususnya anak usia 4-6 tahun. Masa emas pembentukan karakter ini menjadi waktu ideal untuk mengenalkan pengetahuan lalu lintas. Orang tua dan pendidik berperan krusial dalam membentuk generasi disiplin di jalan raya.
Pendidikan karakter berlalu lintas untuk anak-anak usia dini selama ini cenderung terbatas pada kunjungan ke kantor polisi atau taman lalu lintas. Metode ini positif, namun aksesnya terbatas karena biaya, lokasi, dan ketersediaan fasilitas. Materi edukasi pun masih fokus pada rambu lalu lintas, seperti penggunaan helm dan aturan lampu lalu lintas.

Satu aspek penting yang sering terabaikan adalah fungsi bunyi dalam lalu lintas. Bunyi peluit polisi, klakson kendaraan, hingga sirine ambulans berperan vital dalam komunikasi dan pengaturan lalu lintas. Hal ini sejalan dengan teori semiotika; bunyi-bunyi tersebut bertindak sebagai tanda (sign) dengan penanda berupa suara dan petanda berupa instruksi (misalnya, satu tiupan panjang peluit berarti berhenti).

Related Post
Memahami dan merespons bunyi lalu lintas dengan tepat merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki anak sejak dini. Pemahaman ini membantu anak merespons arahan polisi melalui bunyi, menciptakan ketertiban lalu lintas dan meminimalisir kecelakaan.
Menurut teori Piaget (1952), anak usia dini belajar efektif melalui bermain dan aktivitas imajinatif. Bermain peran sebagai polisi lalu lintas, misalnya, dapat membantu anak memahami penggunaan peluit dan arti berbagai bunyinya. Oleh karena itu, pengembangan game edukasi 2D yang mengajarkan fungsi bunyi dalam lalu lintas sangatlah penting.
Tinggalkan komentar