Ekonomi – Cianews – Tahun 2025, berbagai aplikasi penghasil uang berkedok investasi kembali bermunculan. Namun, peringatan bahaya mengintai. Sejumlah influencer edukasi keuangan telah mengungkap setidaknya 10 aplikasi baru yang rilis sejak Januari 2025, dengan indikasi kuat sebagai skema Ponzi.
Aplikasi-aplikasi ini gencar mempromosikan diri di berbagai grup obrolan online, menawarkan keuntungan fantastis dalam waktu singkat. Janji-janji manis berupa gaji harian, bonus pendaftaran ratusan ribu rupiah, keuntungan hingga 100% dalam sebulan, dan komisi besar dari mengajak teman bergabung, membuat banyak orang tergiur.
Namun, di balik iming-iming menggiurkan tersebut, terdapat sejumlah kejanggalan yang patut diwaspadai:
Related Post
-
Ilegal dan Tanpa Izin OJK: Aplikasi-aplikasi ini beroperasi tanpa izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga legalitasnya sangat dipertanyakan. Mereka menghimpun dana masyarakat tanpa pengawasan lembaga yang berwenang.
-
Tidak Terdaftar di Toko Aplikasi Resmi: Akses ke aplikasi ini pun disembunyikan. Tidak dapat ditemukan di Google Play Store atau toko aplikasi resmi lainnya, melainkan hanya melalui situs web khusus yang terbatas aksesnya.
-
Sistem Undangan dan Komisi Bertingkat: Pendaftaran hanya bisa dilakukan melalui kode undangan dari pengguna lain, membentuk sistem piramida. Pemilik kode undangan akan mendapat komisi dari setiap deposit yang dilakukan oleh anggota yang direferensialnya.
Selain itu, banyak kejanggalan lain yang terungkap setelah seseorang bergabung, namun seringkali diabaikan karena adanya keuntungan awal. Hal ini semakin memperkuat indikasi kuat bahwa aplikasi-aplikasi tersebut merupakan skema Ponzi yang berisiko tinggi merugikan pengguna. cianews.co.id mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan selalu melakukan riset sebelum berinvestasi di platform online yang belum terverifikasi. Waspadalah terhadap janji keuntungan yang terlalu tinggi dan tidak masuk akal.
Tinggalkan komentar