Ekonomi – Cianews – Malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, selalu dinantikan umat muslim. Namun, bagaimana kita bisa mengenali kedatangannya? Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk berupa beberapa tanda yang bisa kita perhatikan. Berdasarkan uraian Ustadz Abu Abdillah Arief Budiman, beberapa riwayat menjelaskan tanda-tanda tersebut.
Salah satu riwayat menyebutkan, matahari terbit di pagi harinya tanpa sinar yang terik. Ini berbeda dengan terbitnya matahari pada hari-hari biasa yang menyilaukan. Cahaya matahari pada pagi setelah Lailatul Qadar digambarkan lebih lembut dan redup.
Riwayat lain menyebutkan Lailatul Qadar sebagai malam yang tenang, nyaman, tidak panas dan tidak dingin. Suasana malam terasa damai dan tentram, berbeda dengan biasanya. Udara terasa sejuk dan menyegarkan.
Selain itu, ada pula riwayat yang menggambarkan matahari terbit dengan cahaya kemerah-merahan yang indah, tidak menyilaukan. Cahaya matahari pagi ini diibaratkan seperti cahaya bulan purnama yang lembut.
Jabir bin Abdillah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bermimpi tentang Lailatul Qadar. Beliau menggambarkannya sebagai malam yang mudah, indah, dan nyaman, tanpa udara yang panas maupun dingin.
Ubadah bin Ash Shamit RA juga meriwayatkan hadits yang menjelaskan Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Rasulullah SAW menganjurkan untuk menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, karena Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa masa lalu dan masa depan. Beliau juga menyebutkan Lailatul Qadar sebagai malam ganjil, bisa jatuh pada tanggal 29, 27, 25, 23, atau malam terakhir Ramadhan. Ciri lainnya adalah langit cerah dan terang, seperti ada bulan purnama, serta suasana malam yang tenang dan damai. Bahkan, setan pun dihalangi untuk keluar bersama matahari pagi setelah Lailatul Qadar.
Dengan memahami tanda-tanda ini, semoga kita semua dapat mempersiapkan diri untuk meraih keberkahan Lailatul Qadar dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Mari kita perbanyak ibadah dan doa di sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Tinggalkan komentar